Rabu , Desember 4 2024
Paus Fransiskus ke Jakarta, Indonesia: Awal Tur Apostolik Asia Tenggara

Paus Fransiskus ke Jakarta, Indonesia: Awal Tur Apostolik Asia Tenggara

Paus Fransiskus ke Jakarta, Indonesia: Awal Tur Apostolik Asia TenggaraPaus Fransiskus dijadwalkan untuk memulai tur apostoliknya ke sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik, dengan fokus khusus di Asia Tenggara. Indonesia menjadi negara pertama yang akan dikunjungi dalam perjalanan yang akan berlangsung selama 12 hari ini. Selain Indonesia, Paus juga akan mengunjungi Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura mulai 3 September mendatang.

Jadwal Kunjungan Paus Fransiskus di Asia Tenggara

1. Indonesia (3-6 September)

Tur Paus Fransiskus akan dimulai di ibu kota Indonesia, Jakarta, pada Selasa (3/9). Sehari setelah kedatangannya, Paus akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan pada Rabu (4/9). Selain pertemuan dengan kepala negara, Paus juga direncanakan untuk mengunjungi dua tempat ikonik di Jakarta, yaitu Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal.

Tema utama dari kunjungan Paus di Jakarta adalah dialog antaragama, terutama antara Islam dan Kristen, yang menjadi perhatian di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap diskriminasi dan pelecehan terhadap kelompok agama minoritas di Indonesia. Pada Kamis (5/9), Paus akan bertemu dengan perwakilan dari enam agama resmi di Indonesia, yaitu Islam, Protestan, Katolik, Buddha, Hindu, dan Konghucu, dalam sebuah pertemuan di Masjid Istiqlal.

Pada hari yang sama, Paus Fransiskus juga akan memimpin misa akbar di stadion Gelora Bung Karno (GBK), yang diharapkan akan dihadiri oleh lebih dari 80 ribu umat Katolik. Kunjungan ini menjadikan Fransiskus sebagai Paus ketiga yang mengunjungi Indonesia, setelah Paulus VI pada tahun 1970 dan Yohanes Paulus II pada tahun 1989.

2. Papua Nugini (6-9 September)

Setelah mengakhiri kunjungannya di Indonesia, Paus Fransiskus akan melanjutkan perjalanannya ke Papua Nugini, dengan ibukota Port Moresby sebagai destinasi utama. Sebagian besar penduduk Papua Nugini adalah penganut Kristen, terutama Protestan, meskipun ritual adat lokal tetap memiliki tempat penting dalam kehidupan masyarakat.

Papua Nugini, yang merupakan bekas koloni Australia dengan populasi sekitar sembilan juta jiwa, terakhir kali dikunjungi oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1984 dan 1995. Negara ini sering dilanda kekerasan suku, termasuk kerusuhan berdarah baru-baru ini pada Januari lalu akibat demonstrasi antipemerintah.

Selama kunjungannya, Paus Fransiskus diperkirakan akan menekankan pentingnya perlindungan lingkungan, mengingat tingkat deforestasi yang tinggi di negara tersebut dan frekuensi bencana alam yang sering terjadi. Selain Port Moresby, Paus juga akan mengunjungi Vanimo, sebuah kota kecil di ujung barat laut Papua Nugini, untuk bertemu dengan para misionaris.

3. Timor Leste (9-11 September)

Timor Leste akan menjadi tujuan berikutnya dalam tur apostolik Paus Fransiskus. Kunjungan ini akan menandai kunjungan Paus pertama ke Timor Leste sejak negara tersebut merdeka dari Indonesia pada tahun 2002. Dengan sekitar 97 persen dari 1,3 juta penduduknya yang beragama Katolik, antusiasme masyarakat Timor Leste terhadap kunjungan ini sangat tinggi.

Namun, Timor Leste juga menghadapi isu serius terkait kasus pelecehan seksual oleh pendeta Katolik. Pada tahun 2020, Vatikan memberikan sanksi kepada Uskup Carlos Belo, penerima Hadiah Nobel Perdamaian, yang dituduh melakukan pelecehan terhadap anak laki-laki di bawah umur selama dua dekade di Timor Timur. Paus Fransiskus diperkirakan akan membahas isu ini selama kunjungannya.

4. Singapura (11-13 September)

Paus Fransiskus akan menutup rangkaian kunjungannya di Asia Tenggara dengan singgah selama 48 jam di Singapura. Sebagai pusat keuangan utama di Asia, Singapura adalah rumah bagi mayoritas komunitas Tionghoa dengan minoritas Melayu, India, dan Eurasia yang signifikan. Pemerintah Singapura dikenal karena upaya kerasnya dalam memelihara kerukunan antar ras sejak kemerdekaannya pada tahun 1965.

Namun, Singapura juga sering mendapat kritik dari kelompok hak asasi manusia karena pembatasan terhadap kebebasan berbicara, termasuk aturan ketat yang melarang protes tanpa izin. Dengan sekitar 19 persen penduduknya yang beragama Kristen, Singapura juga menjadi salah satu negara dengan keragaman agama yang cukup tinggi, dengan agama besar lainnya termasuk Taoisme, Islam, dan Hinduisme.

About admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *